Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menghadiri dan membuka Jambore Penyuluh Pertanian Nasional Tahun 2023 yang dihelat di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
- Sedang Dikaji, Pemkot Surabaya Siapkan Diklat Semi Militer bagi Remaja Terjaring Patroli Cipta Kondisi
- Wagub DKI Minta Aparat Tidak Sungkan Bubarkan Remaja SCBD yang Langgar Aturan
- Islamic Center Koja Tetap Gelar Sholat Jumat usai Kubah Masjid Terbakar
Baca Juga
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menghadiri dan membuka Jambore Penyuluh Pertanian Nasional Tahun 2023 yang dihelat di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Kegiatan yang dilaksanakan selama empat hari sejak tanggal 5 hingga 8 November 2023 itu dihadiri 2.000 penyuluh serta stakeholder pertanian dari seluruh Indonesia dengan tema ‘Optimalisasi Peran Penyuluh Pertanian dalam Mendukung Keberhasilan Provinsi Sulawesi Tengah sebagai Penyangga Pangan Utama IKN’.
"Tujuan saya hadir di jambore ini adalah bertemu dengan penyuluh. Kalau 50.000 penyuluh se-Indonesia bergerak, maka persoalan pangan ke depan selesai. Dalam waktu 2 sampai 3 tahun ke depan kita bisa swasembada, tidak impor pangan. Penyuluh adalah pahlawan pangan, garda terdepan swasemabda. Keberhasilan program pertanian, salah satunya bisa swasembada beras itu karena penyuluh. Jadi penyuluh tak boleh mengeluh. Kalau mengeluh, gagal naikan produksi," demikian dikatakan Mentan Amran saat membuka Jambore Penyuluh Pertanian tahun 2023 di Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, Senin (6/11/2023).
Amran mengatakan Jambore Penyuluh Pertanian ini bertujuan untuk meningkatkan semangat kerja dan motivasi serta meningkatkan keterampilan, wawasan dan jiwa diantara para penyuluh pertanian. Dalam rangka mencapai produksi padi setara 35 juta ton beras, salah satunya adalah optimalisasi penyuluh pertanian lapangan, sehingga para penyuluh harus benar-benar dekat dan menjadi pendamping petani yang mampu mengantarkan dan mengawal kebijakan pemerintah dalam pembangunan pertanian sampai tingkat petani, mulai dari penyaluran pupuk, memastikan penggunaan benih yang bermutu, penyaluran sarana dan prasarana produksi yang lain, pemanfaatan asuransi pertanian.
Karena itu penyuluh pertanian dan KTNA se-Indonesia diminta bahu membahu menaikan produksi seperti pada tahun 2017 hingga 2019. Pada saat itu kata Amran tidak ada impor beras medium dari negara lain.
Lebih lanjut Amran menegaskan peran dan jasa penyuluh pertanian dalam transfer teknologi dan pendampingan kepada petani sangat penting, terutama di tengah tantangan perubahan iklim. Oleh karena itu, penyuluh pertanian harus meningkatkan kinerja mereka dan beradaptasi dengan perubahan zaman dan tantangan yang ada, salah satu solusinya yakni dengan penerapan digitalisasi pertanian.
"Kita optimis bisa swasembada ke depan dengan kita optimalkan peran penyuluh. Saya mengucapkan selamat atas dilaksanakannya Jambore Penyuluh Tahun 2023 Provinsi Sulawesi Tengah ini," tandasnya.
- JMM Minta Pemerintah Galang OKI Protes Aksi Pembakaran Al Quran di Swedia
- Bawaslu Usulkan Hingga Rp 41 Miliar untuk Pilwakot Bandar Lampung
- Momentum Sumpah Pemuda, Walkot Jakut Serahkan SK Kenaikan PNS